5KYyiVKb-LZwL52Ya5xooIyU9Yk catatan fats: potensi pengembangan ekonomi syariah didaerah asalku

Monday, 21 January 2013

potensi pengembangan ekonomi syariah didaerah asalku


Indonesia adalah suatu negara yang mempunyai berbagai potensi berupa sumber daya alam yang melimpah tak terlepas dengan sumber daya manusianya juga. Setiap daerahnya mempunyai ciri khas dan potensi masing-masing. Termasuk di daerah asalku, daerah asalku adalah dari Kabupaten Ciamis, lebih tepatnya di Kecamatan Rajadesa. Luas daerahnya 58Km2, dengan jumlah penduduk 48.415 jiwa.  Ada 11 Desa, 122 RW, dan 376 RT di Kecamatan Rajadesa. Batas Kecamatan Rajadesa sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Jatinagara dan juga Kecamatan Panawangan, sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Rancah, disebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Kuningan, dan sebelah Selatannya berbatasan dengan Kecamatan Sukadana. Iklimnya tropis dan tanahnya subur, hingga Di Kecamatan Rajadesa sendiri terdapat potensi, yaitu berupa potensi sumber daya alam dan juga sumber daya manusia.


Potensi sumber daya alam di daerah asalku berupa perhutanan, banyak pohon yang tumbuh  di daerah asalku diantaranya pohon albasiyah, pohon kayu kamper, pohon kelapa, dll. Selain itu pesawahan dan kolam juga merupakan  potensi di daerah asalku, tak terlepas juga selain itu sungai dan juga sumber daya alam lainnya. Ciri khas dari potensi alam di Kecamatan Rajadesa sendiri adalah tanaman kopi, banyak masyarakat di Kecamatan Rajadesa yang membudidayakan kopi, mulai dari tata cara penanaman, pembibitan dan juga hasil tanaman kopi. Sentral daerah penanaman kopi di Kecamatan Rajadesa yaitu di Desa Purwaraja, Tigaherang, Sukaharja, dan  Desa Andapraja.
Sedangkan dalam potensi sumber daya manusianya, di Kecamatan Rajadesa terdapat berbagai macam potensi ada yang mempunyai potensi dalam pertanian, ada yang mempunyai potensi dalam peternakan, pembenihan ikan, perkayuan, furniture dll. Menurut data UKM Kecamatan Rajadesa, dominasi potensi  sumber daya manusia adalah pada hasil kerajinan. Setiap desanya memiliki jenis hasil kerajinan yang berbeda corak, diantaranya  Desa Tanjungsari dan Tanjungsukur dengan anyamannya, Desa Sirnabaya dengan dinding bambunya, Desa Tigaherang Dan Sukajaya dengan anyaman pandannya.
Dalam perkembangan Kecamatan Rajadesa kurun 10 tahun terakhir mengalami pertumbuhan yang lumayan signifikan terbukti dibangunnya berbagai sarana dan prasarana seperti bangunan sekolah, terminal, jalan, dan sarana umum lainnya. Dalam mengembangkan potensi masyarakat maka dibentuklah UKM, yang bertujuan sebagai wadah pengembangan masyarakat dalam meningkatkan potensinya. Selain itu salah satu desa di Kecamatan Rajadesa, yaitu Desa Rajadesa menjadi Desa peradaban  di tingkat Provinsi  Jawa Barat pada tahun 2011 lalu.
Hambatan sosial di Kecamatan Rajadesa hampir tidak ada, meski ada sedikit hal yang terjadi tidak menjadi penghambat, karena  Kebiasaan bergotong royong dan saling membantu masih kuat keadaannya sampai saat ini, sehingga tiada pergesekan yang berarti antara orang kaya dan juga orang yang biasa-biasa saja. Sedangkan hambatan ekonomi di Kecamatan Rajadesa sendiri diantaranya pendapatan kapita masyarakat yang rendah, karena mayoritas masyarakat adalah petani. Kurangnya pendapatan kapita masyarakat, menyebabkan sebagian masyarakatnya merantau ke kota untuk mendapatkan penghasilan yang lebih baik. Faktor pendidikan dan pengetahuan sumber daya alam berperan penting mempengaruhi pendapatan kapita masyarakat, banyak masyarakatnya memilih untuk bekerja ketimbang meneruskan pendidikan yang lebih tinggi, sehingga rata-rata masyarakat Kecamatan Rajadesa mayoritas lulusan SMP dan SMA. Selain itu faktor lapangan kerja yang masih sedikit adalah faktor lain dari pendapatan kapita masyarakat. Pasar sebagai sarana peningkatan pendapatan di masyarakat belum mampu meningkatkan pendapatan kapita di masyarakat.
Perkembangan ekonomi syariah didaerah asalku
Saat ini di Kecamatan Rajadesa, secara umum mereka telah mengenal ekonomi syariah, dikarenakan daerah Kecamatan Rajadesa sendiri dikelilingi oleh banyak Pesantren dan juga banyak para Ulama di Kecamatan Rajadesa. Meski begitu  namun mereka hanya mengenal secara umumnya saja, Tidak secara lebih khusus dan mendalam.
Para alim ulama sering menjelaskan sedikit dalam penyampaiannya kepada masyarakat tentang ekonomi syariah yaitu tentang bahaya riba, namun dalam prakteknya di masyarakat transaksi riba selalu dilakukan terutama dalam peminjaman uang. Banyak masyarakat di Kecamatan Rajadesa membutuhkan modal usaha, sehingga meminjam dana kepada para kreditur, seperti bank konvensional, dan juga kosipa (koperasi simpan pinjam) yang menggunakan sistem bunga dalam setiap peminjaman uangnya. sehingga seringkali masyarakat yang meminjam uang sering terjebak pada sistem bunga yang identik dengan riba, dan sulit terlepas dari hal tersebut.
Peluang pengembangan ekonomi syariah di daerah asalku begitu banyak, namun dalam pencobaan peralisasiannya akan mengalami banyak hambatan, diantaranya pertama, minimnya pengetahuan tentang ekonomi syariah di masyarakat tentang manfaat dari ekonomi syariah dan juga bahayanya riba, sehingga seperti yang disebutkan diatas banyak masyarakat memilih mengambil pinjaman modal yang berbunga dibandingkan dengan pinjaman dari lembaga keuangan syariah.
Kedua, yaitu minimnya lembaga keuangan syariah di Kecamatan Rajadesa, menurut data di Kecamatan Rajadesa sendiri hanya ada beberapa lembaga keuangan syariah di Kecamatan Rajadesa, perannya tidak terlalu signifikan  dalam pengembangan ekonomi masyarakat. Ketiga, minimnya dana dalam pembentukan dan pengelolaan lembaga keuangan syariah, dikarenakan pendapatan kapita masyarakat yang rata-rata rendah, hingga sampai saat ini contohnya lembaga amil zakat di kecamatan rajadesa yaitu BAZIS, belum memiliki gedung ataupun sarana yang memadai.

Ekonomi syariah pelopor pembangunan di masa depan (opini penulis)
Melihat dari permasalahan di atas, pengembangan ekonomi syariah di daerah asalku menghadapi berbagai tantangan di masa depan. Untuk hal itu diperlukan langkah yang pasti untuk benar-benar merealisasikan ekonomi syariah di masyarakat.
Pertama, perlunya sosialisasi yang lebih gencar tentang pentingnya ekonomi syariah,dan bahayanya segala jenis riba.  hal ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, yaitu lewat para Alim Ulama, ataupun dengan cara mensosialisasikan kepada pada generasi mudanya untuk memperdalam ilmu ekonomi syariah melalui pendidikan formal ataupun non formal, hingga para generasi pemuda tersebut menjadi pelopor pengembangan ekonomi syariah didaerahnya.
Kedua, pendirian berbagai lembaga keuangan syariah di Kecamatan Rajadesa, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya hanya ada beberapa lembaga keuangan syariah di Kecamatan Rajadesa. Tak cukup dari pendirian saja, seperti yang dijelaskan sebelumnya yaitu sosialisasi yang cukup gencar.
Ketiga, Perlunya sinergi dengan berbagai lembaga luar daerah, ataupun dengan orang yang cukup mampu untuk membiayai pendirian dan pengelolaan lembaga keuangan syariah, karena bila tanpa hal tersebut, akan sulit tuk direalisasikan.
Ketiga, perlunya penerapan prinsip manajemen dalam pengembangan lembaga keuangan syariah di Kecamatan Rajadesa, yaitu berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dalam kegaiatannya. Agar mencapai target dan tujuan yang lebih efektif.
Keempat, pelatihan sumber daya manusia dalam mengembangkan ekonomi syariah di kalangan masyarakat, pelatihan SDM yang perlu diutamakan adalah kaum mudanya, karena mereka memiliki potensi yang besar dalam pengembangan ekonomi syariah.
Kelima, setelah keempat hal diatas telah terpenuhi, maka perlu adanya sosialisasi dan pelatihan bagaimana masyarakat sebagai peminjam modal di lembaga keuangan syariah agar bisa mengembangkan usahanya lebih efektif dan menghasilkan keuntungan tanpa harus melanggar syariat.
Keenam, pemerataan pendapatan dengan pensosialisasian zakat yang lebih gencar lagi, dan penargetan zakat yang lebih tepat sasarannya.
Dan yang terakhir untuk mencapai finishing tersebut intinya perlu perjuangan yang tak mudah dan kesungguhan dalam merealisasikan, hingga semua akan bisa terwujudkan.
21 januari 2013

No comments:

Post a Comment