Jika segelintir
orang pernah mengatakan "Time Is
Money" mungkin bisa saja dikatakan benar, bagi segelintir orang waktu
merupakan peluang yang harus bisa dimaksimalkan. Bagaimana tidak, banyak orang
yang sukses karena mereka bisa memanfaatkan waktu luang dalam kehidupannya, di
saat orang lain begitu terlena dengan waktu luang dan banyak orang
bersantai-santai dengan keadaan, seorang yang sukses selalu bias membaca waktu-
waktu yang berpotensi membawa sukses bagi dirinya.
Berangkat dari
pemanfaatan waktu luang itulah lahir suatu ide memanfaatkan masa liburan untuk
mengasah kemampuan serta bakat dalam berwirausaha. adapun wirausaha ini adalah
membuat olahan dari ubi jalar yaitu nuget ubi
goreng. sekilas produk ini tidak seperti nuget pada umumnya, karena makanan ini
mirip suatu olahan yang sama yaitu makanan misro yaitu olahan makanan yang
bahan utamanya ubi atau singkong dengan isi dalamnya gula merah. dan untuk segi
penampilan produk makanan di bentuk seperti nuget dengan tekstur makanan yang
agak sedikit kenyal dan dimasak dengan cara di goreng, namun bedanya jika nuget
asli menggunakan campuran adonan tepung dan daging yang sudah dihaluskan dan di
bagian luarnya diberi toping maka untuk nuget dari ubi ini bahan dasarnya
adalah ubi jalar dicampur dengan tepung tapioka agar teksturnya bisa sedikit
kenyal, dan untuk toping lapisan luarnya yaitu bubuk roti yang halus dan
didalam nuget ubi ini diisi dengan gula merah agar rasa manis dari nuget ubi
ini menjadi lebih terasa. Adapun pembubuhan bubuk roti pada ubi goreng ini
ketika adonan sudah digoreng dan baru sesaat ditiriskan dibubuhi bubuk roti.
Bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan nuget ubi goreng
ini yaitu ubi jalar, tepung tapioka, gula merah, bubuk roti, minyak goreng dan
sedikit campuran tepung terigu dalam adonan. Dengan memanfaatkan prinsip ATM (Amati, tiru, dan Modifikasi) dan
sentuhan inovasi inilah lahir produk nuget ubi goreng ini. Bermodalkan uang
25.000 usaha ini dijalankan, dalam produksinya menggunakan bahan ubi sebanyak 1
kg rata-rata produk yang dihasilkan adalah sebanyak 30 sampai 40 buah. Adapun
pemasarannya yaitu ke warung yang dekat dengan sekolah, maka target penjualan
ini adalah anak-anak sekolah. Dalam seharinya makanan ini terjual rata-rata
sekitar 25 - 35 buah perharinya. Dari hasil produksi selama mengisi liburan ini
melalui produksi 11 kali menghasilkan keuntungan sebanyak 200 % atau dua kali
lipat dari modal yang digunakan.
Kunci sukses dari perjalanan wirausaha yang saya jalankan ini diantaranya yaitu :
Pertama pemanfaatan waktu, latar belakang wirausaha
ini dijalankan salah satu faktornya adalah untuk memanfaatkan waktu luang, bagi
saya sendiri yang menjalankan wirausaha ini saya tidak ingin waktu yang ada
terutama waktu liburan ini terbuang secara sia- sia, dan saya sendiri ingin
mengisi waktu untuk hal yang bermanfaat bagi diri saya sendiri. Maka muncul lah
ide dari diri saya sendiri untuk membuat produk nuget ubi goreng. Dari
pemanfaatan waktu itulah bisnis yang saya jalani cukup sukses.
Kedua keberanian berwirausaha, tanpa keberanian
menjalankan usaha ini tidak mungkin saya bisa menghasilkan keuntungan. Karena
seorang wirausahaan itu harus berani memulai usaha tanpa harus ragu untuk
memulai dan berani menjalankan usaha tanpa bergantung pada orang lain.
Ketiga inovasi,
tanpa adanya inovasi produk ini mungkin tidaklah terlalu diminati. Ada
segelintir orang yang mengatakan bahwa “innovation
or death”. Saya sendiri sebagai pelaku usaha menyadari bahwa manusia pasti
mempunyai sifat jenuh dan tidak selamanya suka pada hal tertentu. Bagi saya
sendiri ada hal yang menginspirasi terkait inovasi ini diantaranya dulu booming
produk cappuccino cincau, namun karena tiadanya inovasi maka cappuccino cincau
ini sekarang kurang disukai peminat, malah cenderung sepi peminat. Contoh
lainnya yang mengispirasi saya adalah produk tahu bulat, pada awal kehadirannya
tahu bulat banyak peminatnya karena bentuknya begitu unik bila dibandingkan
dengan tahu biasa yang bentuknya kotak - kotak, sampai dimana-mana berdiri
sentra tahu bulat. Namun karena tahu bulat ini tidak memiliki inovasi produk,
maka produk tahu bulat ini tidak se booming dulu dan cenderung penjualan tahu
bulat ini biasa-biasa saja. inovasi bagi
saya sebagai pelaku wirausaha sangatlah penting, karena inovasi bagi saya
merupakan suatu nyawa bagi kelangsungan produk ini sendiri. Kedepan-depannya
saya akan membuat produk ini menjadi lebih baik lagi.
Keempat
ketekunan dan kerja keras, saya menyadari bahwa bagi seorang sosok wirausahawan
itu harus berani mengambil resiko dan tidak takut gagal untuk bisa menjadi
wirausahawan sukses. Saya mengalami sendiri dalam menjalankan wirausaha ini
terutama dalam pembuatan produk seringkali mengalami kesusahan dan produk yang
dijual kadang adonannya kurang, seperti adonan terlalu kenyal sehingga ketika
makanan yang sudah jadi ketika digigit terlalu keras dan kurang terlalu enak
untuk dimakan. Selain itu juga pernah adonan yang dibuat terlalu lembek
sehingga gula yang ada didalam nuget ubi ini keluar ketika di masak sehingga
mempengaruhi kualitas produk yang dibuat.
Kelima
pemanfaatan peluang, bagi seorang wirausahawan memahami arti sebuah peluang
begitu penting, hal ini bisa menjadi pembeda antara wirausaha dan seorang
pedagang. Jika pedagang orientasinya adalah produk lalu menjual. Maka bagi
seorang wirausahawan orientasinya adalah pemasaran. Seorang wirausahawan tidak
akan membuat suatu produk tanpa ada pasar untuk memasarkan produknya. Secara lebih
jelasnya produk itu ada bila ada masyarakat atau pasar yang membutuhkannya.
Dalam usaha yang saya jalankan ini saya menerapkan resep seorang wirausaha
yaitu orientasi pada pemasaran. Melihat adanya peluang begitu banyaknya anak
sekolah dan warung yang letaknya dekat sekolah, maka dibutalah produk nuget ubi
goreng ini dan dipasarkan dengan cara menitipkan penjualan produk ini melalui warung-warung terdekat.
Keenam
memanfaatkan diri sebagai seorang yang terus belajar, saya menyadari bahwa
seorang wirausahawan harus mampu menempatkan diri sebagai seorang yang harus
terus belajar, tidak merasa puas atas apa yang dicapai, sehingga
tidak mudah terlena dan terus berusaha menjadi lebih baik lagi. Saya belajar
dari kisah orang-orang sukses seperti thomas alva edison yang terus pantang
menyerah belajar membuat lampu pijar hingga berhasil. Saya menyadari bahwa
kesuksesan itu tidak bisa diraih secara instan dan perlu proses, dalam
pengaplikasian di wirausaha ini saya tidak pernah begitu puas atas apa yang
dicapai, dalam perjalanan wirausaha saya untuk menghasilkan produk yang lebih
baik, saya terbuka untuk menerima masukan-masukan produk yang baik dari banyak
orang seperti tentang tekstur dan rasa dari produk yang saya buat, sehingga
akhirnya saya bisa membuat produk nuget ubi goreng yang berkualitas.
sub bab buku studi kelayakan bisnis MPS 2012 C (2015)
No comments:
Post a Comment