Mesin mimpi? Apakah
itu alatnya doraemon? Eits bukan hehe.. ini adalah kisah aku dan mimpiku. Lalu
apa hubungannya dengan mesin mimpi? Nanti aku ceritakan.
Namaku miftah, saat
ini aku duduk di bangku kuliah universitas ternama. Bila kurunut kembali kisah
perjuanganku untuk masuk universitas ternama ini begitu panjang bila ku
ceritakan dan yang pasti tak terlepas dari mesin mimpi itu.
Teringat saat ku
rancang semua mimpiku disaat ku menginjak kelas 3 SMP, lagi-lagi berkaitan
dengan mesin mimpi, ku tulis semua ratusan cita yang ku angankan, tak peduli
dengan rintangan yang ada. Masuk SMA favorit adalah cita-cita pertamaku, dan
itu terwujud.
Sedih bercampur
bahagia, itulah rasanya. Sedihnya aku tak seperti yang lain, kebanyakan yang
masuk sma favorit adalah siswa yang serba ada, kadang merasa minder juga. Namun
tetap ku syukuri dan aku tetap bahagia, selama tiga tahun sekolah di sma
favorit itu aku menemukan banyak teman, termasuk tiga temanku yang selalu
bersama.
Asep, rudi, dan
dani, itulah sahabat karibku. Ketiganya memiliki kelebihan masing-masing, asep
dengan kemampuannya dalam pengetahuan sejarah, rudi dengan semangat tingginya,
dan dani ahli dalam menulis.
Kebersamaan aku dan
mereka begitu membekas, bila diantara kami ada yang kebingungan pasti selalu di
bantu, dan akupun pernah dibantu seperti saat itu, aku kebingungan karena belum
bayar iuran sekolah, teman-temanku sigap membantu. “ terima kasih fren, aku
jadi merepotkan kalian..”. diantara mereka dani yang berkata “gak apa-apa bro, sesama manusia kita harus
saling tolong menolong, buka begitu kan bro?”. Aku hanya mengangguk tanda
menyetujui.
Kekompakan kami
jangan dikata lagi, dikelas kami belajar dengan kompak, datang bareng dan
pulang bareng. Hingga teman sekelas yang lain sering menyebut kami “geng
kompak”. Soal liburan jangan ditanya lagi, makin kompak lagi. Tak ada hari
kosong yang tidak terisi oleh kami, kalau gak belajar bareng pasti camping ke
gunung melewati jalan yang terjal seperti di film 5cm tapi gak terlalu ekstrem banget. Tak hanya camping ke gunung
aja, kami juga cari tempat alami yang lain, kebetulan kami berempat menyukai
satu hal natural. Kekompakan kami menjadikan mesin mimpi berputar begitu
kencangnya.
Masa putih abu-abu
begitu indah, bertahun-tahun bersama hingga tibalah waktu mendekati ujian
nasional. Namun kami selalu tetap semangat dan optimis. Seperti sore itu
ditengah hujan rintik-rintik, seperti biasa rudi mengobarkan semangatnya “oke
kawan-kawan,UN didepan mata, kita bisa hadapi dan kita bisa lulus bareng. Dan masuk
kuliah di universitas yang sama”. “ayo satukan tangan kita” tambah dani.
Serempak kami berteriak “kita bisa.... yeah!”
suara kami memecah kesunyian sore itu.
Perlahan dan pasti
aku dan kawanku mulai menggapai mimpi, UN yang dihadapi tak seperti yang ditakutkan
sebelumnya, tentang universitas yang diimpikan akan dikejar penuh setelah
selesai pengumuman kelulusan UN. Kami belajar dengan tekun, kalau sudah suasana
tegang kami cairkan suasana dengan lelucon-lelucon yang kami buat, hingga kami
bersama tertawa ditengah badai ketegangan yang menerpa.
Mesin mimipi
semakin terus menerus berputar dengan kencangnya, disaat pengumuman kelulusan, aku dan temanku berhasil mendapat
nilai yang memuaskan. Sontak kamipun bergembiran dan bersyukur, satu mimpi
telah terwujud.
“satu mimpi lagi
bro...!” teriak rudi “hush.. jangan teriak-teriak gitu, malu banyak orang” kata
dani sambil tertawa terbahak-bahak. Aku dan sep hanya tersenyum saja melihat
semua itu. Beberapa hari kemudian kami fokuskan pada ujian testing perguruan tinggi,
tak disangka tantangan ini lebih berat dari sebelumnya karena kuota untuk masuk
perguruan tinggi tersebut ternyata tidaklah banyak. Tiada malam yang dilewati
tanpa belajar bersama diselingi lelucon pelepas jenuh saat belajar. Terbayang
dalam pikiran kami ujian testing satu bulan lagi pasti berhasil.
Satu bulan belalu
kami bersama-sama ikut testing masuk kuliah universitas yang kami impikan.
Tidak terlalu banyak kesulitan yang kami hadapi. Selepas selesai mengikuti
testing, ada rasa cemas menghampiri dan hampir tiada senyum menghiasi, rasa
pesimispun datang menghampiri kami yang menunggu pengumuman hasil testing. Rasa
pesimis yang menghinggapi kami membuat mesin mimpi yang begitu cepatnya
berputar seakan merasa lelah untuk berputar.
Tibalah pengumuman kelulusan
testing, diantara aaku dan sahabatku ternyata hanya aku saja yang lulus!.
Bahagia coba menyeruak dalam diriku, namun semua itu tertahan dengan kesedihan
yang hadir diantara aku dan kawan-kawanku. Mimpi itu ternyata gagal
terwujud.mesin mimpi seakan mencoba berhenti berputar....
Meski
sahabat-sahabatku telah mengucapkan selamat padaku, tapi kesedihan masih terus
menginggapiku, terlebih dengan mereka. karena mimpi bersama kami gagal terwujud, mimpi aku adalah mimpi mereka
juga. Namun kesedihan itu tidaklah berlarut-larut kami kembali sedia kala lagi.
Satu hal yng
kuingatb saat ku berpamitan dengan mereka, mereka berpesan padaku, satu hal
yang kuingat saat ku berpamitan dengan mereka, terutama pesan rudi “ mif, meski tanpa kami bertiga kamu pasti bisa!
Tetap semangat bro, kami selalu mendukungmu..”. “okey bro...” kataku sambil melempar senyum kepada mereka.
Tekad membaja telah tumbuh lagi, mesin mimpi yang coba berhenti berputar
kembali berputar cepat. Sesaat terakhir sebelum pergi kulambaikan tanganku pada
mereka, dan mereka membalas lambaian tanganku. Meski akhirnya aku dan
teman-temanku berbeda tempat kuliah namun itu bukanlah sutu yang menyurutkan
langkahku tuk gapai impian.
Namun bulan demi
bulan yang berganti mesin mimpi harus kembali terdiam hingga berhenti berputar,
ada yang hilang kurasakan. Dan ku selalu merenung waktu menjelang tidur di
malam panjangku
Mesin mimpiku, kemana kau pergi?
Mesin mimpiku, semangatku.....
Tak terasa memang
telah tiga bukan duduk dibangku kuliah, mesin mimpi seakan usang karena
berhenti berputar. Ku harus bangkit lagi memutar kembali memutar mesin mimpiku!
Depok, April – Mei 2013
No comments:
Post a Comment